THE BLOOD MAN (MANUSIA HAUS DARAH)
Suatu hari, seorang wanita hamil dilarikan
ke sebuah rumah sakit, tepatnya ke Rumah Sakit Harmoni. wanita tersebut akan melahirkan.
wanita tersebut hanya ditemani oleh ibu dan ayahnya. Di manakah suaminya? Suaminya
meninggal tepat 5 bulan yang lalu karena sebuah kecelakaan.
Sesampainya di rumah sakit, ibu
tersebut dibawa ke ruang bersalin. 2 jam sudah berlalu. Akhirnya bayi yang ia
kandung lahir. Tapi ada sesuatu yang aneh. Bayi tersebut tidak menangis sama
sekali. Dan jalan darah bayi tersebut terlihat sangat jelas di seluruh
permukaan tubuhnya.
“Dokter. Ada apa dengan anak saya
dok?” Tanya wanita tersebut yang diketahui namanya adalah Lia.
“Semuanya akan baik-baik saja, Bu. Saya akan memeriksanya
terlebih dahulu. Setelah suster membersihkan semuanya, Anda boleh istirahat
terlebih dahulu sambil menanti hasil pemeriksaannya keluar,” jawab Dokter. Dokter
pun segera membawa bayi tersebut ke ruang pemeriksaan bayi dibantu oleh seorang
suster.
1 hari
kemudian, hasil pemeriksaan si bayi sudah keluar. Dokter memanggil Lia beserta
ibunya ke ruangnya untuk memberitahukan hasil tersebut.
“Bagaimana,
Dok? Anak saya baik-baik saja kan?” Tanya Lia pada dokter.
“Mmmm...,
Dari hasil pemeriksaan, anak ibu terinfeksi virus VBT-01,” jawab Dokter.
“Virus VBT-01?” Lia terkejut mendengar
pernyataan Dokter.
“Iya. Virus VBT- 01 ini tak diketahui
karena tercipta semenjak jaman kuno sehingga tak dapat disembuhkan. Virus ini mempercepat
pertumbuhan telomerase sehingga memperlambat penuaan pada manusia. Dan orang
yang telah terinfeksi memiliki kemampuan melebihi manusia normal dan secara
spontan terjadi penyembuhan. Apabila melihat darah, mereka akan berubah menjadi
seperti monster dan akan haus oleh darah,” dokter menjelaskan kepada Lia
tentang penyakit bayinya.
12 tahun kemudian....
“Ma.
Ryan berangkat dulu, ya. Assalamu ‘alaikum,” pamit Ryan sambil mencium tangan
mamanya.
“Wa’alaikum salam. Hati-hati ya, Nak!”
balas Lia
Ya, saat ini anak Lia, Ryan, sudah duduk
di bangku SMP kelas VII. Ia mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta, SMP
13 Jakarta. Hari ini hari pertama Ryan bersekolah di sana.
Upacara penerimaan
siswa berjalan dengan lancar. Siswapun membubarkan diri dan bergegas untuk
mencari kelas mereka masing-masing. Sesudah melihat papan pengumuman, Ryan
menuju ke kelasnya, yaitu kelas VII A. Sesampainya di kelas VII A, Ryanpun
memilih tempat untuk tempat duduknya. Lalu ia memutuskan untuk duduk di bangku
nomor dua dari pintu. Di kelasnya ini, tidak ada satu orangpun yang ia kenal.
“Bolehkah
aku duduk sebangku denganmu?” tiba-tiba seorang anak laki-laki mendekatinya.
“eemm..eemm..,
bo..boleh,” balas Ryan agak gugup.
“Terimakasih,”
ucap anak tersebut sambil duduk di sebelah Ryan. “Namaku Hasan, Hasan
Kumbayaka. Nama kamu?” Tanya anak tersebut yang diketahui namanya Hasan.
“Oh, hai.
Namaku Ryan, Ryan Adiwangsa. Salam kenal,” dengan muka kakunya.
Kira-kira
sudah 5 bulan Ryan bersekolah di sini. Dia sudah bisa beradaptasi di sekolah
ini. Kini ia dan Hasan juga sudah akrab. Ibu mereka berduapun juga menjadi
sahabat. Karena rumah Hasan tidak terlalu jauh dari rumahnya, mereka selalu
pulang bersama. Belajar dan bermainpun selalu bersama. Saling membantu satu
sama lain.
Tidak seperti
biasanya, siang itu Ryan pulang terlambat. Ryan pulang dalam keadaan menangis. Bercak-bercak
darah di bajunya masih terlihat sangat jelas. Lia yang sedang menjemur pakaian
di depan rumah terkejut melihat keadaan Ryan tersebut. Ia pun berlari kearah Ryan
dan memeluknya.
“Kamu
kenapa, Sayang? Ada apa denganmu? Kenapa bajumu penuh dengan darah?” Tanya Lia
cemas. “ayo kita masuk ke rumah!” tambahnya sambil menggendong Ryan.
(Di kamar
Ryan)
“Ada apa,
Yan? Cerita sama mama, Nak!” ucap Lia
“Hikkss....,tadi.....
~~~oOo~~~
Hari ini,
Ryan dan Hasan pulang bersama mereka tidak melewati jalan yang biasa mereka
lewati. Mereka melewati sebuah jalan gang. Sebenarnya, daripada lewat jalan
raya, lewat jalan gang ini lebih cepat untuk menuju ke rumah mereka. Hanya saja,
jalan ini lebih sepi. Oleh karena itu, mereka mencoba untuk melewati jalan
tersebut. Di tengah perjalanan tiba-tiba ada 5 anak laki-laki yang menghadang
mereka. Beberapa dari mereka ada yang membawa benda tumpul. Ada juga yang
membawa benda tumpul.
“Woi!!” teriak
salah seorang laki-laki. “Kalau kalian mau lewat jalan ini, serahin uang kalian.
Atau kalian bakal kita bikin babak belur,” tambahnya.
“Kenapa
harus bayar? Kan ini jalan umum. Bukan wc umum,” ceplos Hasan.
“Berani
juga kau!” kata anak yang lainnya sambil menarik kerah Hasan.
“Memang benar
kan, kalu ini jalan umum? Siapapun itu boleh melewati jalan ini!” kata Ryan sedikit
marah karena perlakuan anak tersebut kepada Hasan.
“Oh, kau
menantang kami ya? Boleh..boleh akan aku ladeni kau,” laki-laki yang menarik
kerah Hasan tadi melemparkan Hasan dan beralih mendekati Ryan. Hasan jatuh
terduduk di belakang 4 anak laki-laki yang lain. BUUKK!! Sebuah tinjuan
mendarat di dekat mulut Ryan. Ryan meraba di sekitar mulutnya menggunakan
tangannya. Ryan menemukan bahwa di tangannya terdapat darah. Beberapa saat
kemudian, tiba-tiba saja kuku jarinya mulai memanjang, mata berubah menjadi
seperti mata singa. Dan juga giginya memanjang menjadi sebuah taring.
5 orang
laki-laki tadi terkejut melihat apa yang ada di hadapannya ini. Mereka berusaha
untuk lari menjauh. Namun apa daya. Ryan yang sudah menjadi monster itu sudah
haus akan darah. Ryan pun mulai menghisap darah mereka satu-satu. Hasan yang
melihat kejadian itu terlihat sangat terkejut.
“Monster?
Ryan adalah monster?” katanya lirih. Mukanya berubah menjadi pucat. Hasan
berusaha untuk lari. Lari menjauh dari apa yang ada di hadapannya.
20 menit
sudah berlalu. Ryan sudah selesai menghisap darah 5 laki-laki tadi. Beberapa
saat kemudian, perlahan-lahan kuku jari dan matanya kembali ke bentuk semula. Taringnya
juga menghilang. Ryan pun tersadar. Dia merasa syok dengan apa yang ada di
hadapannya. Darah berceceran dimana-mana. Sampai di bajunya pun terdapat
bercak-bercak darah. Ryan pun berlari menjauh dari tempat itu sambil menangis.
~~~oOo~~~
“Ryan takut,
Ma. Ryan takut,” Ryan masih menangis.
Mendengar
cerita Ryan, Lia pun terkejut. Baru pertama kalinya terjadi kejadian yang
selama ini ia takutkan. Lia pun memeluk Ryan yang masih menangis.
“Kamu tidak
perlu takut, Sayang. Kamu bukan monster. Kamu
terinfeksi virus. Kamu sudah terinfeksi sebuah virus yang disebut VBT-01. Ayahmu
dulu juga terinfeksi. Kamu bukan monster, Sayang.” Lia menjelaskan semua
kepadaanaknya. Ia juga ikut menangis.
Setelah kejadian itu, Hasan tidak pernah jalan,
bermain atau pun pulang bersama Ryan. Dia masih syok setelah mengetahui bahwa
temannnya ini adalah monster. Dia merasa takut apabila dekat-dekat dengan Ryan.
Dia takut kalau nanti dia juga di hisap darahnya seperti anak-anak kemarin.
Mengetahui hal tersebut, Lia mencoba
untuk berbicara dengan Hasan. Dia menjelaskan semuanya kepada Hasan. Hasan mulai
mengerti dengan apa yang terjadi pada Ryan.
“Karena hanya kamu yang mengetahuinya,
apakah kamu berjanji untuk menjadi sahabatnya, mengerti dia, dan melindungi dia
agar tidak terjadi kejadian seperti itu lagi?” Tanya Lia kepada Hasan
“Baik, Tante. Hasan akan mencoba menjadi
teman yang baik unutk Ryan,” sahut Hasan.
Semenjak itu, Hasan kembali berteman
dengan Ryan. Dia sudah tidak takut lagi kepada Ryan. Dia juga membantu Ryan
untuk mencegah hal-hal seperti yang lalu terulang kembali. Serta membantu
mencari obat untuk menyembuhkan Ryan.
tamat